SURAT Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan, Menteri Pendayagunaan 
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Menteri Dalam Negeri 
tentang Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) telah terbit dan 
berlaku efektif mulai 1 Sepetember 2011. Meskipun moratorium tidak 
diberlakukan bagi tenaga pendidik (guru), hal itu justru memiliki 
konsekuensi bahwa penerimaan guru harus dilakukan secara selektif.
Sisi positif adanya moratorium bagi guru adalah kesempatan untuk menjadi
 pegawai negeri sipil (PNS) tetap terbuka. Selain itu, moratorium juga 
memiliki dampak positif pada upaya peningkatkan kualitas guru Indonesia.
 Karena moratorium sesungguhnya merupakan sinyal bahwa guru harus mampu 
meningkatkan kualitas kerja.
Jika tidak, bukan tidak mungkin di masa mendatang guru juga akan terkena
 moratorium karena tidak bekerja dengan baik. Pemerintah tentu tidak 
ingin mengeluarkan anggaran secara percuma hanya untuk menggaji PNS Guru
 yang tidak bisa bekerja secara profesional. Karena itu, adanya 
moratorium CPNS hendaknya dijadikan sebagai momentum bagi guru dan calon
 guru untuk meningkatkan kemampuan dalam mendidik.
Masih Rendah
Harus diakui jika saat ini tingkat profesionalisme guru di Indonesia 
masih rendah. Meskipun berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk 
meningkatkan profesionalitas guru, seperti dengan mengadakan seminar, 
pelatihan, sertifikasi, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), 
kualitas guru kita masih tetap sama.
Adanya program peningkatan kesejahteraan guru lewat jalur sertifikasi 
justru bukan dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan 
profesionalisme, tapi hanya digunakan untuk mencari tambahan materi. 
Jika hal itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin suatu saat 
guru juga bisa terkena moratorium. Alasannya sangat jelas, anggaran 
untuk menggaji guru sangat besar sementara kualitas guru tidak 
meningkat.
Karena itu, profesionalisme merupakan harga mati bagi guru jika tidak 
ingin terkena moratorium PNS di masa mendatang. Karena hanya dengan guru
 yang profesional maka pendidikan di Indonesia akan dapat maju dan 
melahirkan generasi penerus yang berkualitas. Dan itu artinya, 
pemerintah tidak salah jika mengeluarkan anggaran besar demi menggaji 
guru.
Selain itu profesionalisme guru memiliki korelasi yang sangat erat 
dengan produk pendidikan. Guru yang profesional akan membantu proses 
pembelajaran menjadi berkualitas, sehingga peserta didik senang 
mengikuti proses pembelajaran.
rujukan : http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=158426
Sabtu, 25 Mei 2013
Menakar Profesionalisme Pendidik
Diposting oleh Unknown di 03.31Kurikulum 2006, Pupus Sebelum Berkembang
Diposting oleh Unknown di 03.30
Praktik sistem pendidikan nasional merupakan bagian 
yang tidak terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pascareformasi,
 semangat memperbaiki sistem pendidikan menguat seiring membesarnya 
kewenangan daerah di era otonomi. Hasil survei menunjukkan, kebijakan 
pemerintah bidang pendidikan memperoleh apresiasi cukup tinggi dari para
 guru yang menjadi responden.
Terkait pelaksanaan kurikulum saat 
ini, yakni Kurikulum 2006, tujuh dari setiap 10 responden menyatakan 
puas terhadap pelaksanaannya. Tingkat kepuasan terhadap pelaksanaan 
Kurikulum 2006 lebih tinggi daripada terhadap Kurikulum 2004 yang lebih 
dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Di mata responden, 
Kurikulum 2004 cenderung menyeragamkan kurikulum di seluruh Indonesia 
dan kurang menghargai keunggulan lokal. Kurikulum 2006, yang merupakan 
penyempurnaan kurikulum sebelumnya, dinilai menjadi pedoman 
penyelenggaraan pendidikan yang demokratis.
Namun, kepuasan itu 
tampak merupakan wacana permukaan. Keterbatasan kemampuan guru 
menjabarkan struktur kurikulum menyebabkan penerapan Kurikulum 2006 
bolong di sejumlah lini. Ada kesenjangan yang tercipta antara konsep 
ideal visioner dan kemampuan guru menerjemahkan menjadi rencana 
pengajaran.
Kurikulum 2006 dikenal dengan konsep Kurikulum 
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Secara yuridis, KTSP diamanatkan oleh 
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang 
Standar Nasional Pendidikan.
Apabila ditelusuri lebih lanjut, 
setidaknya terdapat dua persoalan yang menyebabkan muatan konsep 
demokratisasi pendidikan dalam Kurikulum 2006 berjalan limbung. 
Persoalan pertama terkait dengan kesiapan guru sebagai ujung tombak 
kegiatan pendidikan di sekolah. Kurun tujuh tahun pelaksanaan Kurikulum 
2006 tidak serta-merta membuat guru memahami konsep dan isi kurikulum 
ini secara optimal. Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya 
kemampuan guru dan sekolah.
Survei memperlihatkan, hanya separuh 
bagian responden yang memahami isi kurikulum dengan baik. Kelompok ini 
terutama dari kalangan kepala sekolah dan guru kelas. Separuh lain, 
terutama dari kelompok guru bidang, cenderung hanya mengetahui garis 
besarnya. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pemahaman guru 
sertifikasi dan tidak bersertifikasi, dari sekolah favorit berakreditasi
 A ataupun sekolah berakreditasi B dan C.
Kebanyakan guru 
merupakan tipe mediocre dengan kemampuan pas-pasan yang cenderung satu 
arah dan belum kreatif ”menerjemahkan” kurikulum. Padahal, gagasan ideal
 KTSP mengharapkan lahirnya kebaruan pemikiran yang berbasis pada 
lokalitas. Dalam KTSP, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam 
menjalankan pendidikan. Artinya, dengan keterbatasan tingkat pemahaman 
guru terhadap KTSP, sulit mengharapkan munculnya kreativitas pendidikan 
dari dalam kelas.
Evaluasi
Persoalan 
kedua terkait dengan muatan struktur KTSP yang dinilai terlalu padat. 
Tiga dari empat responden menilai, KTSP terlalu sesak yang ditunjukkan 
dengan banyaknya mata pelajaran dan materi yang terlalu luas. 
Kesukarannya juga dinilai melampaui tingkat perkembangan usia anak.
Bagi
 siswa SD, ada 10 mata pelajaran, termasuk muatan lokal dan pengembangan
 diri, dengan porsi hingga 36 jam per minggu. Siswa SMP memiliki 12 mata
 pelajaran, termasuk muatan lokal serta Teknologi Informasi dan 
Komunikasi, dengan porsi 38 jam per minggu. Sebagai perbandingan, di 
Amerika Serikat hanya ada empat subyek sebagai inti kurikulum di SD, 
yakni bahasa, matematika, ilmu sosial, dan pengetahuan alam.
Beban
 kurikulum masih ditambah dengan standar evaluasi lulusan melalui 
mekanisme ujian nasional (UN) yang mengukur mutu sekaligus menentukan 
kelulusan siswa. UN dipandang cenderung membatasi siswa dan guru yang 
berminat mengeksplorasi pengetahuan di luar materi yang diujikan. 
Sebagian besar responden menilai, UN tidak relevan menggambarkan 
pencapaian pendidikan nasional secara utuh, yang meliputi mental, 
spiritual, dan intelektual. Keluhan ini terutama disuarakan para guru 
dari sekolah swasta (66,9 persen), sementara guru di sekolah negeri 
cenderung gamang menyikapi.
Gamang
Rencana
 peralihan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 tak urung 
menerbitkan tanda tanya bagi sebagian guru responden. Hal ini terkait 
dengan kegamangan para guru melihat kenyataan mereka sehari-hari yang 
masih jauh dari kata siap dalam menjalankan praktik pengajaran yang 
bersifat tematik dalam Kurikulum 2013. Dua dari lima responden tidak 
yakin bahwa rencana peralihan kurikulum menjadi cara yang tepat 
meningkatkan mutu pendidikan.
Apalagi, dalam praktiknya, ”nasib” 
guru sekolah saat ini sangat ditentukan kebijakan dinas pendidikan di 
setiap daerah. Hal yang paling menjadi pertanyaan para guru adalah, jika
 KTSP yang dinilai ”baik” belum dievaluasi plus dan minus 
pelaksanaannya, mengapa sudah buru-buru mau menerapkan kurikulum baru? 
RPP MICRO TEACHING TITI
Diposting oleh Unknown di 01.53
Jumat, 24 Mei 2013
Puisi Kehilangan Cinta Pertama
oleh titi sumanti
laut sepi tanpa ombak
Bunga layu tanpa air
Sang surya tak berkutik tanpa sinarnya
Bak hati ini
Selalu sepi tanpa hadirmu
Andai ku dapat memutar waktu
Andai ku dapat tentukan takdirku
Tak ingin ku kehilanganmu
Ingin slalu ku bersamamu
Semua telah terjadi
Dirimu tlah pergi dari kehidupanku
Ingin rasa daku memanggilmu tuk kembali
Tapi apalah daya….
Meski cinta ini tak menyatu dalam satu hati
Daku tak kan menghapusmu dari hidupku
Kini hati kecilkupun berkata…,
Selamat jalan kasih
Semoga dirimu slalu bahagia
Disini ku slalu rindukanmu…
| 
Sistem Informasi Rekening Pembayaran | 
| 
Nama Karyawan | 
| 
Tanggal
    Lahir | 
| 
Jenis
    Kelamin | 
| 
XXX | 
| 
XXX | 
| 
Edit | 
| 
Cencel | 
| 
XXX | 
| 
XXX | 
| 
Print | 
| 
ListView1 | 
| 
Delete | 
| 
Tggl
    Muli Krja | 
| 
No Telp | 
| 
Cari Data | 
| 
Simpan | 
| 
XXX | 
| 
XXX | 
| 
999 | 
| 
Alamat
    Karyawan | 
| 
ID
    Karyawan | 
| 
Sistem Informasi Rekening Pembayaran | 
| 
Nama
    Pelanggan | 
| 
Tanggal
    Masuk | 
| 
XXX | 
| 
Simpan | 
| 
Cari Data | 
| 
XXX | 
| 
Keluar | 
| 
ListView1 | 
| 
No
    Telpon | 
| 
Ubah | 
| 
XXX | 
| 
XXX | 
| 
999 | 
| 
Alamat
    Pelanggan | 
| 
ID
    Pelanggtan | 
| 
No
    Transaksi | 
| 
Tanggal
    Transaksi | 
| 
Cari | 
| 
Nama | 
| 
Harga | 
| 
Jumlah
    Bulan | 
| 
Di
    Bayar RP | 
| 
999 | 
| 
Simpan | 
| 
XXX | 
| 
999 | 
| 
XXX | 
| 
XXX | 
| 
Keluar | 
| 
XXX | 
| 
Sub
    Total | 
| 
XXX | 
| 
XXX | 
| 
Kembali | 
| 
Sistem Informasi Rekening Pembayaran | 
| 
ListViwe1 | 
| 
N0 | 
Field | 
Type
  Data | 
Field
  Size | 
Keterangan | 
| 
1 
2 
3 
4 
5 
6 | 
ID_Karyawan 
Nama_Karyawan 
Kenis_Kelaminn 
Alamat 
Tgl_Lahir 
Telp | 
Integer 
Varchar 
Varchar 
Varchar 
Numeric 
Number | 
15 
30 
1 
30 
Long Date 
12 | 
Id Karyawan 
Nama
  Karyawan 
Jenis Kelamin 
Alamat 
Tanggal Lahir 
Telpon | 
| 
N0 | 
Field | 
Type
  Data | 
Field
  Size | 
Keterangan | 
| 
1 
2 
3 
4 
5 | 
ID_Pelanggan 
Nama_Pelanggan 
Alamat_Pelanggan 
Tgl_Masuk 
No_Telp | 
Integer 
Varchar 
Varchar 
c 
Number | 
5 
25 
5 
Longe date 
12 | 
ID Pelanggan 
Nama
  Pelanggan 
Alamat Pelanggan 
Tgl_masuk 
No Telpon | 
| 
N0 | 
Field | 
Type
  Data | 
Field
  Size | 
Keterangan | 
| 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 | 
No_Transaksi 
Tgl 
Nama 
Harga 
Jumlah 
Sub_Total 
Denda | 
Integer 
Numeric 
Varchar 
Number 
Number 
Number 
Number | 
5 
Long date 
30 
10 
10 
10 
10 | 
No Transaksi 
Tanggal Bayar 
Nama
  Pelanggan 
Harga Chanel 
Jumblah Bayar 
Total Bayar 
Denda/Tunggakan | 
| 
ID_Pelnggan | 
Nama_Pelanggan | 
Alamat_Pelanggan | 
Tgl_Masuk | 
No_Telp | 
| 
9999 | 
XXX | 
X | 
XXX |  | 
| 
ID_Karyawan | 
Nama_Karyawan | 
Jenis_Kelamin | 
Alamat | 
Tgl_Lahir | 
Telp | 
| 
999 | 
XXX | 
XXX | 
999 | 
999 | 
999 | 
| 
No_Transaksi | 
Tgl | 
Nama | 
Harga | 
Jumlah | 
Sub_Total | 
Denda | 
| 
999 | 
XXX | 
XXX | 
999 | 
999 | 
999 | 
999 | 
| 
STAR | 
| 
INFO | 
| 
INFO 1 ,
    INFO 2 | 
| 
IF INFO 1 
= CLIK 
THEN | 
| 
INFORMASI DATA PELANGGAN | 
| 
IF INFO 2 
= CLIK 
THEN | 
| 
INFO DATA MOBIL | 
| 
STOP | 
- Menu Utama Dalam Program Yang Penulis Buat
- Sub Menu Masukan Data
 
 
